6 Tari Tradisional Papua Barat | TradisiKita - Setiap suku bangsa yang ada di tanah Papua mempunyai aneka macam jenis tari tradisional, mulai tari perang, tari perdamaian, tari pemujaan, tari panen, tari pergaulan dan masih bnayak tari tradisi lainnya. Demikian juga dengan masyarakat dari Provinsi Papua Barat.
Setiap gerak dalam tari tradisional Papua Barat mempunyai pengertian dan klarifikasi simbol yang berafiliasi dengan sistem religi, lingkungan sosial dan lingkungan alam mereka.
Pada kesempatan ini, TradisiKita akan menggali 6 Tari Tradisional Papua Barat khusus untuk Sobat tiruana. Berikut klarifikasi 6 tari tradisional Papua Barat bersama klarifikasi dan gambarnya.
Tarian tumbu tanah merupakan jenis tarian yang dikenal oleh hampir tiruana suku yang berada di wilayah kepala burung Papua dan masing-masing suku menyebut tarian ini sesuai dengan bahasanya sendiri-sendiri.
Aspek kesenian yang nampak mempunyai kesamaan diantara masyarakat Arfak, Provinsi Papua Barat ialah seni tari, yang secara tradisi telah ada semenjak nenek moyang mereka dan diwariskan dari generasi ke generasi hingga sekarang.
Terdapat 3 (tiga) ragam jenis tarian tumbu tanah yang dikenal oleh masyarakat Arfak - Papua Barat yaitu :
Sedangkan dari aspek jenis lagu atau syairnya mencakup diun, nihet duwei dan isiap. Gerak dasar tarian ini pada masyarakat Arfak yang telah ada semenjak dulu hingga kini yaitu melompat-lompat sambil menghentakkan kaki diatas tanah dan bergandeng tanga. Formasi yang dipakai masih hingga kini yaitu gugusan memanjang dan setengah melingkar dan bundar penuh.
Tarian tumbu tanah bagi masyarakat Arfak - Provinsi Papua Barat mempunyai evaluasi sosial, ekonomi dan budaya yang sangat tinggi alasannya ialah berafiliasi dengan aspek sejarah asal seruan mereka, religi dan unsur budaya lainnya. Selain itu dalam gerak dan gugusan tarian ini juga mempunyai norma dan sopan santun, baik sopan santun, menghormati orang ialin serta pergaulan muda-mudi.
Selain tari tradisional Tumbu Tanah, masyarakat pegunungan Arfak yang masuk dalam Provinsi Papua Barat juga mempunyai tari tradisional yang berjulukan Tari Musnok.
Tari Musnok ialah tarian suku bangsa Arfak yang menceritakan ihwal penyebaran agama nasrani di Kota Sorong, Papua Barat. Tari Musnok merupakan tari tradisional Papua Barat yang pada pertunjukannya memakai beberapa alat musik tradisional Papua Barat menyerupai seolah-olah tifa, okulele, triton, suling bambu, upsal dan tempurung kelapa.
Tari Musno Papua Barat ini ditarikan oleh penari yang cukup banyak yaitu berjumlah 20-50 orang, baik laki-laki maupun perempuan.
Tari Suanggi ialah tari tradisional yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi korban angi-angi (jejadian). Tari suanggi ialah bentuk lisan masyarakat Papua Barat ihwal kekentalan nuansa magis di tempat tersebut.
Dalam dogma magis masyarakat Papua Barat, Suanggi ialah roh jahat (kapes) alasannya ialah belum ditebus dan belum menerima kenyamanan di alam bakanya. Roh-roh ini biasanya merasuk pada badan wanita. Wanita yang meninggal dikala melahirkan ditakutkan akan berkembang menjadi menjadi kapes fane. Sementara dalam kelompok masyarakat Aifat yang ludang kecepeh ke utara, sering menyebutnya sebagai kapes mapo. Roh-roh ini sering merasuki perempuan yang masih hidup, yang lalu secara magis bisa mencelakakan orang lain. Perempuan yang dirasuki roh ini selain disebut sebagai kapes mapo kadang disebut juga sebagai perempuan suanggi.
Balengan ditarikan mengikuti irama musik yang dimainkan dengan tempo sedang hingga cepat tergantung dari lagu yang dilantunkan. Alat musik yang biasanya dipakai terdiri atas gitar bolong, gitar kecil yang disebut juglele, gitar bass besar, dan alat musik tabuh (tifa).
Setiap gerak dalam tari tradisional Papua Barat mempunyai pengertian dan klarifikasi simbol yang berafiliasi dengan sistem religi, lingkungan sosial dan lingkungan alam mereka.
Pada kesempatan ini, TradisiKita akan menggali 6 Tari Tradisional Papua Barat khusus untuk Sobat tiruana. Berikut klarifikasi 6 tari tradisional Papua Barat bersama klarifikasi dan gambarnya.
6 Tari Tradisional Papua Barat
Tarian Papua Barat |
1. Tari Tumbu Tanah
Tarian tumbu tanah merupakan jenis tarian yang dikenal oleh hampir tiruana suku yang berada di wilayah kepala burung Papua dan masing-masing suku menyebut tarian ini sesuai dengan bahasanya sendiri-sendiri.Aspek kesenian yang nampak mempunyai kesamaan diantara masyarakat Arfak, Provinsi Papua Barat ialah seni tari, yang secara tradisi telah ada semenjak nenek moyang mereka dan diwariskan dari generasi ke generasi hingga sekarang.
Terdapat 3 (tiga) ragam jenis tarian tumbu tanah yang dikenal oleh masyarakat Arfak - Papua Barat yaitu :
- Tarian tumbu tanah kemenangan dalam perang,
- Tarian tumbu tanah mencari jodoh dan
- Tarian tumbu tanah penyambutan tamu.
Sedangkan dari aspek jenis lagu atau syairnya mencakup diun, nihet duwei dan isiap. Gerak dasar tarian ini pada masyarakat Arfak yang telah ada semenjak dulu hingga kini yaitu melompat-lompat sambil menghentakkan kaki diatas tanah dan bergandeng tanga. Formasi yang dipakai masih hingga kini yaitu gugusan memanjang dan setengah melingkar dan bundar penuh.
Tarian tumbu tanah bagi masyarakat Arfak - Provinsi Papua Barat mempunyai evaluasi sosial, ekonomi dan budaya yang sangat tinggi alasannya ialah berafiliasi dengan aspek sejarah asal seruan mereka, religi dan unsur budaya lainnya. Selain itu dalam gerak dan gugusan tarian ini juga mempunyai norma dan sopan santun, baik sopan santun, menghormati orang ialin serta pergaulan muda-mudi.
2. Tari Musnok
Selain tari tradisional Tumbu Tanah, masyarakat pegunungan Arfak yang masuk dalam Provinsi Papua Barat juga mempunyai tari tradisional yang berjulukan Tari Musnok.
Tari Musnok ialah tarian suku bangsa Arfak yang menceritakan ihwal penyebaran agama nasrani di Kota Sorong, Papua Barat. Tari Musnok merupakan tari tradisional Papua Barat yang pada pertunjukannya memakai beberapa alat musik tradisional Papua Barat menyerupai seolah-olah tifa, okulele, triton, suling bambu, upsal dan tempurung kelapa.
Tari Musno Papua Barat ini ditarikan oleh penari yang cukup banyak yaitu berjumlah 20-50 orang, baik laki-laki maupun perempuan.
3. Tari Suanggi
Tari Suanggi ialah tari tradisional yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi korban angi-angi (jejadian). Tari suanggi ialah bentuk lisan masyarakat Papua Barat ihwal kekentalan nuansa magis di tempat tersebut.
Dalam dogma magis masyarakat Papua Barat, Suanggi ialah roh jahat (kapes) alasannya ialah belum ditebus dan belum menerima kenyamanan di alam bakanya. Roh-roh ini biasanya merasuk pada badan wanita. Wanita yang meninggal dikala melahirkan ditakutkan akan berkembang menjadi menjadi kapes fane. Sementara dalam kelompok masyarakat Aifat yang ludang kecepeh ke utara, sering menyebutnya sebagai kapes mapo. Roh-roh ini sering merasuki perempuan yang masih hidup, yang lalu secara magis bisa mencelakakan orang lain. Perempuan yang dirasuki roh ini selain disebut sebagai kapes mapo kadang disebut juga sebagai perempuan suanggi.
4. Tari Magasa
Tari Magasa ialah salah satu tarian tradisional masyarakat Suku Arfak di Papua Barat. Tarian ini biasanya dibawakan secara masal oleh para penari laki-laki dan penari wanita. Mereka menari dengan saling bergandengan tangan dan membentuk barisan memanjang layaknya ular, sehingga banyak yang menyebut tarian ini sebagai Tari Ular.
Tari Magasa merupakan salah satu tarian yang cukup dikenal dan banyak dipakai di Papua Barat, terutama di kalangan masyarakat Suku Arfak. Tarian ini biasanya ditampilkan di aneka macam program yang bersifat adat, hiburan, maupun budaya.
5. Tari Ris (Sifieris)
Tari Tradisional Papua Barat selanjutnya ialah tarian Ris atau Sifieris. Tari Ris atau Sifieris berarti dansa adat. Dansa moral ini digelar sebagai bab dari upacara moral dan dilakukan dengan iringan nyanyian disertai alat musik tifa (pondatu) dan gong (mawon). Syair nyanyian diadaptasi dengan pengertian dan klarifikasi upacara yang dilakukan.6. Tari Balengan
Balengan ialah tari tradisi Papua Barat. Tari Balengan ini masuk dalam kategori tari pergaulan yang biasanya dibawakan oleh pemuda-pemudi atau belum dewasa dewasa di kampung secara berpasangan.Balengan ditarikan mengikuti irama musik yang dimainkan dengan tempo sedang hingga cepat tergantung dari lagu yang dilantunkan. Alat musik yang biasanya dipakai terdiri atas gitar bolong, gitar kecil yang disebut juglele, gitar bass besar, dan alat musik tabuh (tifa).
Demikian Sobat Tradisi, 6 Tari Tradisional Papua Barat yang bisa kita sampaikan. Semoga memberi manfaat.
Advertisement