'/> Arja, Teater Tradisional Khas Bali

Info Populer 2022

Arja, Teater Tradisional Khas Bali

Arja, Teater Tradisional Khas Bali
Arja, Teater Tradisional Khas Bali
Arja, Teater Tradisional Khas Bali | TradisiKita - Indonesia memang Unik! Keunikan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik. Salah satu keunikan tradisi yang ada di Indonesia yaitu kesenian yang dikenal dengan nama Arja. Seni pertunjukan Arja ini cukup dikenal di Bali.

Pada kesempatan ini kita akan mengenal seluk beluk Teater Arja dari Bali. Sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia, Bali memang gencar menyebarkan kesenian daerah. Sehingga kesenian-kesenian tradisional menyerupai halnya Arja terus berkembang sehingga terus lestari ditengah gencarnya kemajuan teknologi di dunia.

Arja, Teater Tradisional Khas Bali

 Keunikan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik Arja, Teater Tradisional Khas Bali

Arja yaitu kesenian Bali berupa teater atau drama dan tari yang merupakan salah satu kesenian yang sangat digemari oleh masyarakat Bali. Arja merupakan seni teater yang sangat kompleks sebab merupakan perpaduan dari banyak sekali jenis kesenian yang hidup di Bali, menyerupai seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomime dan seni busana, Sesungguhnya Arja ini perpaduan antara dua pendukung teater, yaitu gagasan yang tiba dari para pemain dengan penonton. Sehingga Arja yaitu bentuk total teater yang komunikatif .

Asal Mula Arja

Arja diduga berkembang semenjak sekitar tahun 1814, yaitu pada pemerintahan I Dewa Gde Sakti di Puri Klungkung, ketika diadakannya upacara Pelebon yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Karangasem. Upacara Pelebon besar-besaran ini dimunculi oleh banyak sekali kalangan, termasuk raja-raja seluruh Bali. Pada ketika itu atas prakarsa I Dewa Agung Mangis asal Gianyar dan Dewa Agung Jambe digelarkan untuk pertama kalinya Arja.

Tiga fase perkembangan Arja adalah:

  • Arja Doyong yaitu Arja tanpa iringan gamelan dan dimainkan secara solo atau oleh satu orang.
  • Arja Gaguntangan yaitu dengan menggunakan gamelan Gaguntangan dan jumlah pelaku ludang keringh dari satu orang.
  • Arja Gede yang merupakan arja dengan struktur baku pertunjukan kini ini, dibawakan oleh banyak pelakon antara 10 orang hingga 15 orang.

Menjelang berakhirnya kala 20 lahirlah Arja Muani, dimana tiruana pemainnya pria, sebagian memerankan wanita. Arja ini disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat, terutama sebab mengmunculkan lawakan segar.

Arja ketika itu dikenal dengan nama Dadap dan lakon yang dipertunjukkan yaitu Limbur. Dadap yaitu nama homogen pohon dan juga berarti perisai. Pohon Dadap yaitu kayu sakti, sebagai lambang pemmembersihkanan atau alat penyucian yang harus ada dalam setiap upacara di Bali. Ceritera-ceritera Arja sangat beragam, dari Ceritera Panji, Ceritera Rakyat, Ceritera Mahabarata, Ramayana dan sebagainya berkembang hingga ceritera-ceritera keseharian,

Pada tahun 1920-an hingga 1960-an, kesenian ini menemukan kejayaannya, dimana setiap pementasannya selalu dipadati penonton. Durasi Arja sangat panjang, yaitu sekitar 5-6 jam.Saat ini Arja telah kehilangan popularitasnya oleh drama gong ,ini sebab drama gong tidak terlalu usang durasinya serta tidak banyak musik dan tarian sehingga ludang keringh praktis dipahami oleh kalangan masyarakat.

Arti Kata Arja

Nama Arja diduga berasal dari kata Reja (bahasa Sanskerta) yang berarti "keindahan". Gamelan yang biasa digunakan mengiringi Arja disebut "Gaguntangan" yang bersuara lirih dan merdu sehingga sanggup menambah keindahan tembang yang dilantunkan oleh para penari.

Ciri Khas Teater Arja

Berbeda dari kesenian tradisional Bali lainnya, ciri khas arja dalam setiap pementasannya terlihat kesenian arja ini disamping mempunyai petuah anutan kebaikan, lelucon, dagelan, tarian dan seni drama yang tidak kalah dengan kesenian bali lainnya, arja juga selalu menonjolkan nyanyian menyerupai kekawin atau kidung - kidung tradisional Bali dan juga busana yang digunakan pun pakaian tabiat Bali komplit.

Sedangkan musik atau gamelan sebagai pengiring dalam kesenian ini disebutkan dalam babad bali, arja pada mulanya Arja hanya menggunakan gamelan Geguntangan, namun kira-kira semenjak beberapa tahun dalam perkembangan selanjutnya Arja diiringi dengan gamelan gong kebyar.

Lakon Arja

Sumber lakon Arja yang utama yaitu kisah Panji (Malat), kemudian lahirlah sejumlah kisah menyerupai Bandasura, Pakang Raras, Linggar Petak, I Godogan, Cipta Kelangen, Made Umbara, Cilinaya dan Dempu Awang yang dikenal secara luas oleh masyarakat.

Arja juga menampilkan lakon-lakon dari kisah rakyat menyerupai Jayaprana, Sampik Ingtai, Basur dan Cupak Grantang serta beberapa lakon yang diangkat dari kisah Mahabharata dan Ramayana. Lakon apapun yang dibawakan Arja selalu menampilkan tokoh-tokoh utama yang mencakup Inya, Galuh, Desak (Desak Rai), Limbur, Liku, Panasar, Mantri Manis, Mantri Buduh dan dua pasang punakawan atau Panasar abang beradik yang masing - masing terdiri dari Punta dan Kartala. Hampir tiruana kawasan di Bali masih mempunyai grup-grup Arja yang masih aktif.

Perkembangan Arja

Kesenian Arja masih tetap dilestarikan di Bali. Disamping kesenian arja ini bersifat sakral dalam upacara yadnya sebagai warisan budaya Bali, hingga ketika ini juga pementasannya sering terlihat dalam program - program hiburan dalam perayaan hari raya, program - program tabiat besar dan juga pesta kesenian Bali yang diadakan baik di Gedung Ksirarnawa maupun di Arda Chandra Art Center Denpasar Bali setiap tahun sekali.

Video Arja Bali



Demikian Sobat Tradisi, sekilas info mengenai kesenian Arja, teater tradisional Khas Bali. Semoga berkhasiat.

Referensi :
  • http://www.babadbali.com/seni/drama/dt-arja.htm
  • /search?q=apa-itu-arja-opera-unik-khas-bali_15
  • /search?q=apa-itu-arja-opera-unik-khas-bali_15
Advertisement

Iklan Sidebar